Sinabang – Inspektur Daerah Kabupaten Simeulue, Alwi Alahas, yang meminta agar dugaan kejanggalan pengelolaan dana desa di Desa Sinar Bahagia pada masa pemerintahan mantan Kades Dinul Fakhri diberitakan.
Permintaan itu disampaikan Alwi karena mantan Kades Dinul, pernah menjadi koordinator Tim Sukses calon Bupati Erli Hasim di Kecamatan Simeulue Barat dan berencana untuk maju kembali pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) mendatang.
Alwi merasa tidak setuju jika Dinul Fakhri kembali terpilih sebagai Kepala Desa Sinar Bahagia, mengingat Dinul Fakhri sebelumnya mendukung pasangan calon Bupati Erli Hasim bukan pasangan Monas-Nusar.
Sementara Alwi lebih menginginkan calon kepala desa Sinar Bahagia yang mendukung pasangan Monas-Nusar dalam Pemilihan Bupati (Pilbub) Simeulue tahun 2024 lalu.
Alwi menyebutkan bahwa dia bahkan berencana untuk melakukan intervensi dalam proses Pilkades di Desa Sinar Bahagia demi memastikan Dinul Fakhri tidak terpilih kembali.
“Dan saya sudah janjikan sama mereka untuk pilkades Sinar Bahagia saya akan turun tangan,” ujar Alwi dengan tegas disela kunjungan mereka brsama Bupati ke desa sigulai menyerahkan alsintan ke Brigade Pangan pada 17 April 2025 Lalu
Namun, belakangan Alwi memberikan klarifikasi melalui grup WhatsApp (WAG) yang terkesan pewarta tersebutlah yang meminta Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan dana desa di Sinar Bahagia, bukan dirinya.
Padahal, sebelumnya Alwi sendiri yang meminta agar dugaan pengelolaan dana desa Sinara bahagia yang bermasalah tersebut diberitakan.
Alwi bahkan menyarankan agar permintaan audit dilakukan karena alasan pengelolaan dana desa Sinar Bahagia selama ini belum pernah diperiksa oleh Inspektorat, termasuk dalam hal pertanggungjawaban dana desa.
“Akan tetapi Permintaannya jangan lima tahun, kalau lima tahun kami terlalu capek. Kami juga diminta polisi untuk memeriksa Kenangan Jaya, selama lima tahun menjabat, bisa panas otak kita,” ujar Alwi.
Alwi juga menjelaskan bahwa permintaan audit dana desa ini bisa datang dari laporan masyarakat maupun pemberitaan. “Yang bagusnya laporan dari masyarakat, ada pemberitaan juga ada. Itu artinya berbaring, supaya kami punya dasar yang kuat,” tambah Alwi.
Kemudian Klarifikasi Alwi yang tersebar di grup WhatsApp itu mengaitkan urusan keluarga dengan pekerjaan jurnalistik, dan terkesan lebih menyerang pribadi pewarta yang menulis berita tersebut.
Alwi bahkan menyebut-nyebut nama keluarga pewarta, padahal orang tua pewarta tersebut tidak terlibat sama sekali dalam persoalan yang sedang dibahas.Tindakan Alwi sangat tidak profesional.
Discussion about this post