KONTRASACEH.NET| Aceh Selatan – Kodim 0107/Aceh Selatan bekerjasama dengan RSUD Yuliddin Away Tapaktuan menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Penyakit Jantung, Diabetes, Hipertensi dan Stroke kepada Personil jajaran Kodim 0107/Asel beserta Persit.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Dandim 0107/Asel Letnan Kolonel Inf M. Yusuf, S.I.Kom, dan di hadiri Kasdim Mayor Inf Abdurokhim SAg.Para Perwira Staf, Danramil/Danposramil jajaran, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cab XXIX Dim 0107/Aceh Selatan Ny Diah M Yusuf dan prajurit Kodim 0107/Aceh Selatan yang berlangsung di Aula Makodim Asel Jl. T. R Angkasa Desa Lhok Bengkuang Timur Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan, Jum’at (04/05/2021).
Dalam sambutannya, Dandim 0107/Asel meminta kepada seluruh Personil maupun Persit yang hadir untuk dapat memanfaatkan momentum sosialisasi secara baik. Serta dapat mengetahui bagaimana tanda-tanda penyakit Jantung, Diabetes, Hipertensi dan Stroke pencegahaannya.
“Manfaatkan moment yang sangat berharga ini sebaik-baiknya. Sehingga kita dapat mengenal bagaimana gejala yang di timbulkan dan cara mencegahnya serta pengobatannya.”ungkap Dandim.
Pada kesempatan itu juga Dr Syah Mahdi, SpPD, Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gagalnya organ pankreas memproduksi jumlah hormon insulin secara memadai sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. DM merupakan salah satu penyakit tidak menular dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting.
“Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.”jelasnya.
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara : 1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. 2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik.
Tes toleransi glukosa oral (TTGO). 3. Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus. terangnya
Lebih lanjut Dr. Syah Mahdi menambahkan, dengan Terapi Nutrisi medis kita dapat menata laksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya).
“Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin” imbuhnya
Terakhir, dalam kesempatan ink Dr. Syah Mahdi juga berpesan untuk melakukan Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.
“Latihan jasmani yang dapat saya anjurkan adalah seperti bersepeda santai, jogging, dan berenang. kegiatan ini juga sebaiknya disesuaikan dengan umur. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan. tutupnya.[Pendim Asel]
Discussion about this post