PANDEMI Covid-19 kini sudah menyebar ke seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Cepatnya penyebaran covid-19 membuat masyarakat khawatir, sehingga Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengambil kebijakan tegas yaitu melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah.
Tujuan diberlakukannya PSBB yaitu untuk memutus penyebaran virus akibat kontak fisik dan agar terjamin keselamatan masyarakat Indonesia. Pembatasan tersebut mencakup beberapa hal yaitu peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan agama, pembatasan kegiatan tempat umum atau fasilitas umum, pembatasan kegiatan sosial budaya, pembatasan penggunaan transportasi, dan pembatasan kegiatan lainnya yang terkait dengan aspek pertahanan dan keamanan.
Jenis wilayah yang harus menerapkan PSBB adalah wilayah yang memiliki peningkatan jumlah kasus dan kematian yang disebabkan oleh covid-19. Namun ada beberapa kantor atau instansi yang tidak diliburkan yaitu instansi yang memberikan pelayanan pertahanan dan keamanan, ketertiban umum, kebutuhan pangan, bahan bakar (minyak dan gas), pelayanan kesehatan, perekonomian, keuangan, komunikasi, industri, ekspor dan impor, distribusi logistik serta kebutuhan dasar lainnya.
PSBB bukan hanya sekedar himbauan tetapi juga suatu aturan yang harus dipatuhi dan tentunya lebih ketat dibandingkan dengan aturan jaga jarak (social distancing). Oleh karena itu, pemerintah Indonesia juga menerapkan gerakan #DiRumahAja, yaitu melakukan berbagai aktivitas di rumah seperti kerja di rumah (work from home), ibadah dan belajar di rumah.
Awal mula diterapkannya gerakan #DiRumahAja oleh pemerintah tentu saja menimbulkan berbagai pro dan kontra dari berbagai pihak. Pihak yang pro menganggap kebijakan tersebut sangat baik karena dapat mencegah tersebarnya virus yang mematikan ini.
Sedangkan pihak yang kontra menganggap kebijakan ini akan menghentikan ekonomi masyarakat dan tentunya membutuhkan biaya yang besar untuk menangani masalah tersebut. Mereka juga menganggap bahwa keuangan pemerintah tidak akan sanggup membiayai dan menutup kebutuhan masyarakat yang terjangkit.
Dilihat dari situasi saat ini, PSBB dan gerakan #DiRumahAja memang upaya yang sangat tepat dilakukan agar bisa mencegah penyebaran virus covid-19.
Karena dengan begitu warga akan lebih banyak melakukan kegiatan dan menghabiskan waktu dengan mengisolasi diri di rumah. Sehingga penyebaran virus covid-19 dapat terputus dan masyarakat bisa lebih tenang dalam menghadapi situasi ini.
Banyak kekhawatiran yang dirasakan oleh masyarakat dengan kebijakan PSBB ini, tetapi pemerintah tetap melakukannya demi kebaikan bersama. Namun pemerintah juga harus tetap memperhatikan dengan baik kondisi masyarakat kelas menengah ke bawah, karena merekalah yang paling terdampak oleh kebijakan ini. Karena kebanyakan dari mereka mendapatkan penghasilan pokok dengan bekerja di luar rumah.
Mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan.
Itulah yang bisa kita lakukan saat ini agar virus covid-19 tidak semakin meluas keberadaannya. Permasalahan lain yang muncul akibat PSBB dan gerakan #DiRumahAja adalah banyak orang yang merasa jenuh untuk selalu berada di dalam rumah. Karena biasanya mereka menghabiskan waktu di luar rumah, baik untuk bekerja, sekolah, beribadah dan bermain atau berkumpul dengan teman-teman.
Bagi orang yang biasa melakukan aktifitas di luar rumah tentu saja hal ini membuat mereka jenuh dan bingung harus melakukan apa ketika harus berada di dalam rumah untuk waktu yang cukup lama. Mereka juga harus bisa beradaptasi dengan kondisi saat ini agar kegiatan #DiRumahAja tetap bermanfaat dan tidak menghalangi pekerjaan yang harusnya diselesaikan di luar rumah.
Kondisi saat ini tentunya memaksa kita untuk selalu produktif selama di rumah. Karena kita tidak bisa diam saja dan menunggu sampai kondisi ini pulih. Apabila kita tidak melakukannya kita sudah pasti akan merugi karna hari-hari kita tidak diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Bahkan untuk sekarang beberapa lembaga masih mengoperasikan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan.
Beberapa diantaranya yaitu sekolah yang masih mengharuskan siswa tetap belajar seperti biasa yang membedakan hanya materi dan tugas yang diberikan tidak langsung melalui lisan tetapi melalui pesan yang dikirim secara daring atau online. Perkuliahan juga memakai sistem yang sama yaitu materi dan tugas diberikan melalui pesan.
Agar tetap produktif saat kita di rumah aja kita bisa melakukan hal-hal yang bermanfaat seperti membuat beberapa deadline atau jadwal apa yang harus kita lakukan. Karena dengan hal ini dapat memudahkan kita dalam menyelesaikan tugas baik itu tugas kantor, sekolah, kuliah dan tugas lainnya yang dikerjakan di rumah.
Dengan membuat deadline kegiatan kita juga lebih teratur karena kita sudah mengetahui apa-apa saja yang harus kita lakukan di hari itu.
Kondisi saat ini juga memaksa para pekerja yang pokok penghasilannya didapat dari bekerja di luar rumah untuk produktif. Karena dengan begitu mereka bisa menutupi masalah keuangan yang disebabkan oleh kondisi covid-19 ini. Sehingga permasalahan-permasalahan tersebut bisa terselesaikan sedikit demi sedikit meskipun tetap bekerja dari rumah.
Banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan agar kita tetap produktif selama berada di rumah. Sehingga waktu kita tidak terbuang dengan sia-sia dan tetap bisa melakukan tugas kita dengan baik. Di masa-masa sulit seperti ini sudah seharusnya kita bisa membangkitkan semangat agar kita tidak tersugesti dengan berita-berita mengerikan yang sedang ramai diperbincangkan dimasa-masa covid-19 ini.
Jika kita tidak mencoba membangkitkan semangat kita melalui produktivitas kita, tentunya kita akan pasrah dengan kondisi sekarang ini.
Meskipun terkesan dipaksa untuk produktif tetapi banyak sisi positif yang didapatkan ketika kita bisa melakukannya. Dengan produktivitas yang kita miliki kita mampu mendatangkan pikiran-pikiran positif karena hari-hari kita juga diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
Dan, apabila kita dapat melakukan kegiatan dengan produktif, maka kita juga mampu beradaptasi dengan aktivitas kita selama di rumah aja. Selain itu, kita juga tidak akan merasa bosan dan jenuh apabila kita selalu berusaha untuk produktif.
Penulis :Khairunnisa Fitri,
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Discussion about this post