Tahun ini, jumlah oknum pengidap gangguan jiwa serang masjid terjadi di beberapa kota
KONTRASACEH.ID, Seorang pria paruh baya berinisial D (56 tahun) ditangkap aparat kepolisian lantaran melempar bom molotov ke Masjid Al-Istiqomah, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (26/12) malam WIB.
Aksi pria asal Jatimulya, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten tersebut cepat diketahui warga. Jamaah kemudian menangkap dan menginterogasinya tapi dia mengelak.
“Pelaku sudah diamankan oleh personel Polsek Cengkareng dan akan ditangani Polres Jakbar,” ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi di Jakarta, Sabtu malam.
Menurut rekaman kamera pengintai CCTV yang beredar di media sosial Instagram @jakarta.terkini, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 19.39 WIB.
Pada saat jamaah berdatangan untuk menunaikan shalat Isya, tiba-tiba bom dilemparkan melewati bagian pagar masjid, lalu masuk ke halaman masjid.
Seorang jemaah masjid hampir menjadi korban sasaran bom molotov yang melesat dari luar masjid itu.
Kanit Reskrim Cengkareng AKP Arnold Simanjuntak menjelaskan peristiwa pelemparan bom tersebut.
“Betul ada yang diamankan, seorang pria yang diduga melempar botol berisi bensin ke masjid. Saat ini yang bersangkutan sudah ditangani Polres Metro Jakarta Barat,” ungkap dia.
Anak pelaku pelemparan bom molotov ke Masjid Al-Istiqomah mengatakan bapaknya mengidap gangguan jiwa. Padahal saat ditangkap, pelaku berinisial D (56 tahun) itu menurut pengurus masjid tampak cukup waras.
Bendahara DKM Masjid Al Istiqomah, Saefullah, mengatakan, ia bertemu anak pelaku di Mapolsek Cengkareng dan di Mapolres Jakarta Barat.
“Kata anaknya, kurang lebih 10 tahun dia gangguan jiwa. Katanya lagi, dia sempat telanjang di Bundaran Kemal. Anaknya bilang, dia juga sempat dirawat di rumah sakit jiwa, tapi suratnya tidak bisa tunjukkan,” kata Saefullah di Jalan Kamal Raya, Cengkareng, Jakarta Barat, Ahad (27/12).
Saefullah mengatakan saat ditangkap usai melempar bom molotov itu pelaku tampak cukup waras. Namun, pelaku mulai berbicara tak beraturan ketika ditanya pengurus masjid di dalam sekretariat.
Namun demikian, kata Saefullah, pelaku saat diinterogasi sempat mengakui pelemparan bom molotov itu adalah perbuatannya. “Dia mengakui ‘ya itu inisiatif saya sendiri’,” kata Saefullah.
Sekretaris DKM masjid, Zainal Abidin, juga menyampaikan hal serupa. Ketika pengurus masjid dan jamaah hendak menangkap, pelaku merasa emosi.
Namun, ketika ditanya di dalam ruang sekretariat, pelaku mulai grogi.
“Jadi kayak psikisnya (berubah) gimana. Udah mulai ngaco segala omongan dia,” kata Zainal.
Oknum D pun dirujuk ke psikiater untuk dites kejiwaannya. Pemeriksaan kejiwaan tersebut untuk membuktikan apakah pelaku melempar bom molotov tersebut dalam keadaan sadar ataupun tidak.
“Kita tunggu hasil observasi dari psikiater, karena yang berhak mengatakan sakit jiwa atau bukan dari dia tentunya,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Jakarta, Ahad (27/12).
Yusri mengatakan pada Sabtu (26/12) malam, lurah Kapuk bersama anak pelaku sudah meminta maaf kepada Dewan Kemakmuran Masjid Al-Istiqomah. Anak pelaku mengatakan ayahnya mengalami gangguan kejiwaan.
Kasus tersebut masih dalam penanganan Polres Metro Jakarta Barat. “Tetap kita proses sambil berjalan,” ujar Yusri.
Kasus penyerangan di masjid bukan baru kali ini terjadi. Sebelumnya, di Serang, seorang pria membakar ruang imam di Masjid Jami Al Falah Serang, Banten, akhir Oktober lalu.
Pelaku diketahui bernama Yahya yang tak lain adalah warga setempat. Namun polisi urung meringkus Yahya lantaran pelaku mengidap gangguan jiwa.
Pada September 2020, seorang pemuda merusak satu masjid di Jalan Bukit Dago Selatan, Kota Bandung. Petugas kepolisian menangkap pelaku saat melakukan pengerusakan, namun kemudian diketahui pemuda itu mengalami gangguan jiwa.
Pada September tahun ini pun ada insiden penyerangan dan perusakan masjid di Kecamatan Sukamajaya, Kota Depok, Jawa Barat. Pelakunya diduga seorang perempuan dengan gangguan jiwa.
Pendakwah Ali Saleh Mohammed Ali Jaber atau dikenal Syekh Ali Jaber juga ditusuk oleh Alpin Andria di Lampung, 13 September 2020.
Berdasarkan pengakuan keluarga, kata polisi, pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Namun aparat menyatakan tidak akan mempercayainya begitu saja.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau masyarakat Indonesia, baik umat muslim maupun nom muslim agar senantiasa menjaga tempat ibadah.
Imbaun ini menanggapi perihal ledakan akibat bom molotov yang dilemparkan oleh pelaku di Masjid al-istiqomah, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (26/12) malam kemarin.
“Kejadian ini sangat kita sesalkan, baik dilakukan oleh muslim maupun non muslim, kita harusnya melindungi, menjaga seluruh rumah ibadah yang ada di Indonesia karena itu legal secara hukum,” kata Ketua Komisi Dakwah dan Ukhuwah MUI, KH Cholil Nafis dalam pesan tertulis, Ahad (27/12).
Ketua MUI Pusat itu berharap, agar masyarakat Indonesia tidak melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji terhadap masjid maupun tempat ibadah lainnya. Apalagi sampai berbuat kriminal dengan melemparkan bom molotov ke masjid.
“Jangan sampai kita melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji bahkan kriminal di rumah ibadah, kami berharap masing-masing dapat menjaga dan bisa mengantisipasinya,” ujar Nafis.
Dikutip : https://republika.co.id/berita/qm1107440/saat-masjidmasjid-diserang-oknum-pengidap-gangguan-jiwa
Discussion about this post