Pesantren Salah Satu Kunci Ketahanan Pangan Nasional
Jakarta – Selama T.A 2020 pertumbuhan ekonomi kita terganggu akibat pandemi yang terjadi sekarang hingga kini. Di tahun 2021 ini ternyata kita juga belum bisa terhindar dari dampak pandemi Covid-19 yang tentunya juga punya implikasi kepada pertumbuhan ekonomi negara kita. Di Tahun anggaran 2020 pandemi sudah meluluhlantakkan semua sektor perekonomian kita, hampir semua sektor perekonomian menunjukkan pertumbuhan negatif kecuali hanya sektor pertanian yang banyak berkontribusi terhadap penyelamatan ekonomi kita, karena petani dan pertanian merupakan basis besar perekonomian nasional. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya masyarakat yang bekerja di sektor pertanian. Oleh karena itu sudah seharusnya pemerintah memprioritaskan pembangunan ekonomi di sektor pertanian.
Meskipun sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,7 persen pada tahun anggaran 2020, hal tersebut ternyata tidak serta merta memberikan keyakinan kepada pemerintah bahwa sektor pertanian dapat dijadikan sebagai lokomotif yang dapat menyelamatkan perekonomian nasional. Karena pada kenyataannya pemerintah bukan justru menambah anggaran, tetapi malah mengurangi anggaran dari 21,4 trilliun menjadi 15,51 trilliun atau pengurangan sebesar 6,33 trilliun. Meskipun demikian tentu kita berharap dengan anggaran yang terbatas ini Kementerian Pertanian harus tetap bisa mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang positif di sektor pertanian.
Dengan keterbatasan dana ini tentunya kita berharap alokasi anggaran ini harus betul-betul tepat sasaran sehingga setiap anggaran yang di alokasikan dapat bermanfaat pada masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Dapat dipastikan juga pembangunan ini bisa berkelanjutan dan berkesinambungan agar menjadi pondasi pembangunan ekonomi yang kuat. Disamping pengalokasian anggaran pertanian tersebut mengedepankan faktor keadilan, faktor alam dan geografis, pengalokasian juga harus menjadi mempertimbangkan dan merujuk kepada hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya agar tidak terjadi repetisi kesalahan menentukan daerah dan komoditi yang akan kita kembangkan
Masalah yang dihadapi oleh sektor pertanian dari tahun ke tahun tetap tidak berubah, meskipun pemerintah tetap mengklaim bahwa kegiatan yg direncanakannya telah behasil dilaksanakan dengan baik. Akan tetapi masalah utamanya masih tetap belum terselesaikan, seperti contoh Produktivitas yang masih rendah, sekala ekonomi yg tidak terpenuhi, sulitnya mendapatkan bibit yang unggul, seringnya terjadi kelangkaan pupuk, buruknya infrastruktur irigasi dan jalan usaha tani, sulit terhadap akses permodalan sampai pasar yang tidak kompatibel menjadi kata pelengkap rendahnya daya saing dan tidak adanya keunggulan komparatif dari semua komoditi. Padahal Indonesia terkenal memiliki tanah yang subur dan upah tenaga kerja yang murah. Seharusnya komponen ini bisa menjadi modal penting untuk kita bersaing dengan negara lain.
Berdasarkan kondisi demikian, dari berbagai persoalan yang kami sampaikan di atas maka dalam kesempatan ini kami menyampaikan beberapa saran kemudian untuk ditindaklanjuti:
- Refocusing APBN diarahkan untuk menyelesaikan dampak Covid 19 di sub sektor pertanian dengan memastikan program pemerintah menyentuh sentra-sentra pertanian kecil berbasis komunitas, pertanian keluarga dan pondok pesantren. Organisasi pangan dunia (FAO) menyebutkan bahwa petani dan pertanian kecil yang dikelola keluarga petani (family farming) yang dapat memberi makan masyarakat duni, bukan korporasi pertanian.
Pertanian basis komunitas harus bisa tetap melakukan kegiatan produksinya dengan baik. Ketersediaan benih dan pupuk terutama untuk komoditas strategis seperti padi jagung kedelai, bawang dan cabe dapat tersedia melalui produksi dalam negeri. Hal ini penting karena dimasa pandemi covid 19 banyak negara produsen pangan menahan produknya untuk kebutuhan dalam negeri. Kasus Cina memborong kedelai amerika untuk kebutuhannya merupakan signal terjadinya rebutan pangan di pasar dunia. - Meminta kepada Kementerian Pertanian untuk mengalokasikan program yang ada di Kementerian Pertanian dapat disalurkan ke pondok-pondok Pesantren. Sebagai contoh, Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Badan Ketahanan Pangan, alokasikan ternak ayam, bebek, kambing, dll. Itu semua dapat dikelola dengan baik di pesantren-pesantren agikultur baik yang ada di Jawa maupun di luar jawa.
- Program bantuan untuk pesantren secara programatik kami yakini sangat membantu meningkatkan cadangan pangan yang sering mengalami kelangkaan dan fluktuasi harga di pesantren-pesantren dan masyarakat sekitarnya. Program ini juga diyakini dapat berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional. Program ini juga tentu saja dapat menyerap angkatan kerja baru dan mendorong petani-petani muda masa depan.
- Pondok Pesantren Al-Kirom, sebuah pesantren kecil yang ada di pelosok Pandeglang, Banten, tepatnya di Desa Perigi, Kecamatan Saketi. Berkat bercocok tanam berbagai jenis hortikultura, pesantren Al-Kirom tak perlu menarik biaya bagi para santri yang ingin menimba ilmu agama di sana. Dengan jumlah anak didik yang hanya 50 orang santri, pengasuh Pondok Pesantren Al-Kirom, KH Salman Aljabali, menitik beratkan pada kualitas, bukan kuantitasnya. Pesantern yang didirikan pada 2009, baru mnggagas pertanian 2015 berhasil mengelola lahan seluas 1.300 meter, dan terus berkembang mencapai 4,5 hektar. Produk-produk pertanian yang dihasilkan tidak hanya dijual di warung atau pasar-pasar tradisional kecil untuk memenuhi kebutuhan masyarat sekitar. tetapi produk pertanian mereka sudah bisa menembus pasar induk, bukan hanya di Pandeglang, ada juga di Serang, Tangerang, bahkan Jakarta.
- kami melihat dari masing-masing Dirjen dalam kementerian pertanian banyak mengalokasikan bantuan bibit, maka kami berharap kepada kementerian program ini agar dapat direalisasikan secepatnya dan dapat disesuaikan dengan kondisi musim tanam.
- Ditjen PSP (Prasarana dan Program Pertanian) terdapat kegiatan fisik yaitu pembangunan jaringan irigasi tersier, embung dan pembangunan jalan usaha tani. Meminta agar kegiatan ini volumenya bisa ditingkatkan karena banyak daerah-daerah terpencil yang masih sangat membutuhkan hal tersebut. Karena di daerah sering terjadi gagal panen disebabkan kurangnya pembangunan infrastruktur yang memadai.
- Refocusing diharapkan dapat mendorong permudahan akses petani terhadap alat-alat produksi. Supaya petani tidak bergantung kepada bantuan pemerintah, insentif, relaksasi, program KUR pertanian harus diperkuat dan lebih kompetitif. Dan berikan suku bunga yang rendah. (Red)
Discussion about this post