Banda Aceh – Jatuhnya harga sawit dikisaran Rp.900 hingga Rp.1000 rupiah per kilogram menjadi perhatian utama Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Perjuangan Aceh.
Hal itu diungkapkan Ketua DPP Apkasindo Perjuangan Aceh, Alfian A Rahman usai melantik Pengurus DPW Aceh dan DPD Kabupaten/Kota di Hotel Grand Permata Hati, Ulee Lheue, Kota Banda Aceh, Jumat 29 Juli 2022.
Dikatakan Alfian A Rahman, hadirnya Apkasindo Perjuangan di bumi Serambi Mekah bertujuan untuk membumikan petani sawit, dengan komitmen bersama diharapakan petani sawit dapat berkembang pesat diseluruh Aceh.
Dia menjelaskan harga sawit saat ini sedang tidak bagus dan Ia menilai jatuhnya harga sawit disebabkan oleh beberapa factor : diantaranya, Pungutan yang terlalu besar ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini ada tiga pungutan diantaranya, pungutan pajak ekspor sebesar US $288/ ton atau Rp 345/kilogram, pungutan eksport yang dipungut melalui BPDPKS sebesar US $200/ton atau Rp 3000 dan Flast out atau biaya tambahan untuk mempercepat eksport sebesar US $200/ton.
“Jadi kalau kita akumulukasikan ini totalnya ada Rp 11.000/kilogram, kalau harga tender Roterdam CPO pada hari ini Rp 20.000 dipotong 11.000 tinggal 9.000 dan inilah tender di tingkat KPBN indonesia yang berlaku hari ini 9320, seharusnya kalau tender 9320 dikali 20 persen redemen petani harus 1800 bukan Rp 900/1000, Nah, sisanya kemana, ini kita pertanyakan kepada stakeholder sawit yang ada di Indonesia,” ungkap Alfian.
Alfian berharap pemerintah segera melakukan evaluasi terhadap pungutan FO atau clas of yang telah membebankan petani hingga US $200.
Selain itu, pihaknya berharap agar dihitung kembali pajak ekspot yang dinilai masih terlalu tinggi karena di Negara tetangga Malaysia pajak export cuma 7 persen, tetapi indonesia masih sangat tinggi sehingga berefek kepada petani, serta membuat harga sawit kita tertekan dan jatuh.
“Kami ingin menegaskan bahwa kehadiran Apkasindo Perjuangan berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan kepada petani dan bersama-sama ingin memperjuangkan nasib petani sawit agar lebih baik dan sejahtera,” harap Alfian.(PARIWARA DISTANBUN ACEH)
Discussion about this post