Banda Aceh – Sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 39 Tahun 2022, Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) ditetapkan sebagai salah satu pintu masuk udara atau penerbangan internasional bersama 17 bandara lainnya.
Dengan berlakunya aturan tersebut dipastikan jumaah umroh asal Aceh akan mengalami kenaikan signifikan. Terlebih, dalam tiga tahun terakhir tidak ada kegiatan ibadah umroh akibat pandemi covid 19.
Terkait hal tersebut, Pemerintah Aceh melalui Biro Keistimewaan dan Kesra Setda Aceh meminta dan mengingatkan agar travel memberikan pelayanan terbaik kepada para jamaahnya. Pelayanan tersebut tidak hanya mencakup dari sisi kenyamanan tapi juga keamanan.
“Bisa di cek ke Angkasa Pura, pada 10 Agustus lalu sudah mulai pemberangkatan dari Aceh melalui Bandara Internasional SIM langsung ke Jeddah (Arab Saudi). Ini merupakan penerbangan pertama Aceh-Madinah, jadi kalau sudah ada penerbangan pertama maka akan ada penerbangan-penerbangan lanjutan,” ungkap Kepala Biro Keistimewaan dan Kesra Setda Aceh, H Usamah El-Madny SAg MM pada media ini, Senin 19 September 2022.
Itu sebabnya, Usamah El-Madny mengharapakan travel-travel yang memiliki izin dan beroperasi di Aceh untuk maksimal dalam memberikan layanan bagi jamaahnya.
Terlebih, sekarang ini masuk musim umroh sehingga jumlah jamaah bertambah secara signifikan, hanya saja karena jamaah lebih banyak dari gampong-gompong ditambah lagi sudah berumur tentu saja banyak yang kurang paham dengan dunia teknologi.
“Mungkin kurang memahami teknologi dan kemudian terkendala di komunikasi baik saat berada di bandara, maupun saat berada hotel. Disinilah peran travel sangat dibutuhkan dengan menyediakan muthawif (pelayan) atau pembantu yang professional, santun agar bisa membantu mengkomunikasikan jamaah hingga merasa aman dan nyaman lahir batinnya. Ketika berangkat umroh dengan baik hingga kembali dengan selamat,” harap Usamah El-Madny.
Dalam kesempatan wawancara khusus dengan kontrasaceh.net, Usamah El-Madny juga menyinggung soal daftar tunggu haji Aceh yang sangat banyak. Menurutnya, Pemerintah Aceh sangat memahami suasana kebatinan masyarakat Aceh terkait waiting list haji dan akan menjadi perhatian khusus kedepan.
Itu sebabnya, Pemerintah Aceh akan terus berupaya melobi pememrintah pusat untuk menambah koata setiap tahunnya, agar daftar tunggu haji dapat berkurang.
“Ketika jamaah sudah punya uang, kesehatan juga mendukung tetapi tidak bisa berangkat karena kuota yang terbatas, maka tentunya saat yang bersamaan kita berharap kepada pemerintah Indonesia dapat memprioritas kuota per daerah agar bisa diberikan sesuai dengan populasi umat islam yang ada,” harap Usamah El-Madny.(M)
Discussion about this post