Aceh Besar – Mewakili Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto S.STP, MM Asisten II Aceh Besar Bidang Perekonomian dan Pembangunan M.Ali S.Sos, M.Si mengikuti Monitoring Evaluasi (Monev) program dan kegiatan pengendalian inflasi daerah dan evaluasi kinerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se Provinsi Aceh di Auditorium Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Banda Aceh, Jum’at (6/10/2023).
Dalam kesempatan itu M. Ali mengatakan bahwa untuk saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar telah melakukan banyak upaya dalam menekan inflasi yang selama ini terjadi dan berdampak bagi masyarakat Aceh Besar.
“Pemkab telah melakukan banyak upaya dalam pengendalian inflasi di Aceh Besar, seperti pasar murah, pangan murah, operasi pasar gas elpiji, pelepasan bibit ikan di gampong-gampong dan meluncurkan program Solar Untuk Koperasi (Solusi) bagi Nelayan berupa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBUN) di Gampong Mon Ikeun Kecamatan Lhoknga, sehingga para nelayan ini bisa mendapatkan solar dengan harga sesuai dengan harga SPBU,” ujarnya.
Selanjutnya M. Ali mengatakan untuk pasar murah, pangan murah dan operasi pasar gas elpiji Pemkab Aceh Besar sudah menggelarnya disemua Kecamatan yang ada di Aceh Besar, agar pengendalian inflasi bisa dicegah dan ditekan disemua kecamatan, sehingga masyarakat bisa langsung merasakan manfaat dari kegiatan tersebut.
“Upaya pengendalian inflasi disemua kecamatan yang ada di Aceh Besar sudah kita lakukan, bahkan sampai ke Pulo Aceh, sehingga masyarakat bisa langsung merasakan manfaat dari pasar murah dan pangan murah yang telah disubsidi oleh Pemkab serta untuk operasi gas elpiji Pemkab juga menjualnya sesuai Harga Eceran Tinggi (HET) yaitu Rp 18 ribu,” ucapnya.
Terkait dengan harga beras yang sangat ini sedang melonjak akibat dampak dari el nino, M Ali mengatakan, Pemkab Aceh Besar juga telah melakukan upayanya, dengan melakukan pengecekan disemua tempat penggilingan padi yang ada di Aceh Besar untuk memastikan ketersediaan stok beras hingga el nino berakhir.
“Alhamdulillah kita sudah melakukan pengecekannya disemua tempat penggilingan padi, Insya Allah stok beras di Aceh Besar mencukupi untuk sementara ini,” pintanya.
Ia menambahkan untuk para petani gadu dan rendeng stok pupuk di Aceh Besar juga tercukupi, Pemkab juga telah mengecek ketersediaan stoknya di semua usaha tani di Aceh Besar, namun mungkin pada tahun 2022 lalu para petani menanam gadu seluas 20 ribu hektar, mungkin pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024 nanti bisa jadi berkurang menjadi 10 ribu hektar.
“Stok pupuk Alhamdulillah tercukupi, namun garapannya berkurang, karena dampak dari el nino, sehingga para petani gadu dan rendeng ini kesulitan mendapatkan air, sehingga terjadinya gagal panen disebagian wilayah Aceh Besar, walaupun ada dua sumber air yaitu waduk juga tidak dapat teraliri disemuah sawah di Aceh Besar,” ungkapnya.
M. Ali berharap melalui kegiatan Monev ini semoga ada solusi dan tambahan dana bagi Kabupaten/Kota khususnya Kabupaten Aceh Besar, sehingga pada musim tanam gadu dan rendeng nanti semua petani di Aceh Besar bisa mendapatkan sumber air, sehingga hasil panennya memuaskan.
“Melalui kegiatan Monev ini semoga ada solusi baru untuk pengendalian inflasi di Kabupaten/Kota, karena dengan kondisi anggaran yang dimiliki daerah pada saat ini sangat terbatas, tentunya pemerintah daerah tidak mungkin menganggarkan semua anggarannya terhadap inflasi dan el nino, karena pemerintah daerah juga harus menyisihkan anggarannya untuk mengantisipasi bencana daerah, walaupun Aceh Besar sebagai daerah penyangga Provinsi Aceh, namun juga rawan akan bencana, seperti tanah longsor, karthula dan banjir, sehingga kami berharap dengan adanya Monev ini dapat memberikan angin segar bagi Kabupaten/Kota khususnya Kabupaten Aceh Besar dengan penambahan dana fiskal tahap selanjutnya,” pungkas M.Ali.(*)
Discussion about this post