Kota Langsa – Final Sepak bola Liga 3 PSSI Aceh yang di gelar di Stadion PSBL Langsa berjalan sengit, jual beli serang dipertontonkan oleh tim PSAB yang menghadapi tim tuan rumah PSBL Langsa, PSAB harus puas menjadi Runer Up karena kalah adu tendangan pinalti 6-4 usai bermain imbang dengan skor 2-2 di Stadioan Kota Langsa, Rabu (31/1/2024).
Sejatinya pemain PSAB sudah bertekad memboyong piala Asprov PSSI Aceh tahun 2023/2024 ke Kota Jantho namun kandas di tangan tuan rumah PSBL Langsa. Dua gol PSAB disumbang mantan pemain Persiraja Perda Rahman di menit 16 dan menit 98 saat perpanjangan waktu.
Meskipun bermain tanpa 4 pemain pilar karena cedera dan akumulasi kartu tidak membuat permainan PSAB timpang, namun nasib baik saja tidak berpihak kepada PSAB.
Walau bermain dengan 10 orang karena salah seorang pemain nya mendapat kartu merah dan dua kali unggul atas PSBL Langsa sebagai tuan rumah, PSAB harus puas sebagai juara dua Liga 3 Asprov Aceh tahun 2023/2004 dan berhak lolos ke Fase Nasional untuk mendapatkan ticket ke Liga 2 bersama PSBL dan Persidi Idi Aceh Timur.
Pertandingan final di saksikan seribuan penonton pada umum nya suporter PSBL.
Manager PSAB Al Yunirun yang akrab disapa Wahyu, mengatakan, laga final PSAB vs PSBL Langsa berjalan dengan baik, pertandingan berlangsung sengit, jual beli serangan terus dipertontonkan oleh kedua tim, namun beberapa keputusan wasit merugikan PSAB.
“Sebenarnya pertandingan berlangsung menarik namun kita sayangkan banyak keputusan wasit Hamdani yang merugikan tim PSAB, satu hal yang sangat mencolok saat wasit memberi hadiah tendangan bebas yang tidak ada dasar di dekat kotak pinalti PSAB yang hingga merubah skor menjadi dua sama di saat PSAB masih unggul 2-1 dan tersisa tiga menit lagi jelang pertandingan akan berakhir,” katanya.
Menurutnya, saat itu kondisi mental pemain goyah, anak-anak terlihat begitu kecewa, meskipun minus satu pemain tim besutan Septi Hariansyah (mantan pemain Persiraja) berhasil unggul 2 goal atas tuan rumah PSBL Langsa.
“Anak anak sangat kecewa, karena mereka sudah berjuang habis habisan walau dengan 10 orang, anak-anak PSAB masih membuat pemain bawah PSBL sebagai tuan rumah kewalahan meredam serangan balik yang dilakukan punggawa PSAB. Namun akhirnya kita tumbang ditangan tuan rumah,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu official PSAB, Bayhaqi, melihat pertandingan final itu diciderai oleh keputusan wasit yang tidak fair.
“Jadi kita jangan berharap sepak bola Aceh akan maju kalau kualitas dan kepemimpinan wasit yang tidak adil kata,” salah seorang official PSAB.(*)
Discussion about this post