Aplikasi ibadah yang dirancang mahasiswa Taiwan untuk mudahkan Muslim
KONTRASACEH.NET, Seorang mahasiswa yang paham teknologi sejak masa sekolah menengahnya, menghadirkan aplikasi ibadah baru bagi Muslim. Pelajar yang mengenyam pendidikan di Turki ini menamai temuannya dengan sebutan “Wahdapp”.
Proses pembuatan ini ia lakukan tahun lalu, ketika Ping Cheng, nama anak tersebut, mulai mengerjakan kode perangkat lunak untuk aplikasi tersebut.
“Wahdapp memungkinkan Muslim di seluruh dunia mengundang anggota komunitas mereka untuk sholat atau untuk bergabung dengan sholat mereka pada waktu yang tepat,” kata dia dilansir di Anadolu Agency, Rabu (3/3).
Cheng, putra diplomat top Taiwan di Ankara, mendarat di ibu kota Turki pada 2013. Setelah lulus SMA pada 2017, ia bergabung dengan Universitas Bilkent yang terkenal untuk belajar ilmu komputer.
Universitas di ibu kota Turki ini menawarkan diri kepada siswa internasional dengan berbagai jenis studi, mulai dari hubungan internasional hingga TI.
Cheng saat ini sedang berada di semester akhir program sarjananya dan mengambil kelas daring dari Taipei. Seperti kebanyakan orang di dunia, Turki beralih ke pengajaran daring awal tahun lalu karena pandemi Covid-19.
Aplikasi yang tersedia di Google Play dan Apple Store ini memiliki pengingat waktu shalat yang bisa diatur sesuai dengan lokasi geografis tertentu.
“Seorang pengguna aplikasi dapat mengundang sesama anggota komunitas untuk shalat ketika waktunya sudah dekat,” katanya.
Seorang pengguna dapat mendaftar masuk melalui akun email. Cheng juga menyebut aplikasi ini memiliki peta bawaan yang mengarahkan pengguna ke rumah ibadah.
Tak hanya itu, ia telah menambahkan fitur pada aplikasi tersebut untuk melakukan pemisahan gender. Undangan untuk bergabung melaksanakan sholat yang dikirim melalui aplikasi oleh pengguna pria hanya akan dilihat pengguna pria, begitu pula sebaliknya bila dilakukan wanita Muslim.
Cheng menjelaskan, perangkat lunak tersebut mengikuti aturan pemisahan gender umat Islam selama menjalankan shalat. Wajib di antara umat Islam untuk menjaga jarak sesuai gender selama sholat.
Selain itu, aplikasi tersebut dapat digunakan oleh orang-orang dari delapan bahasa yang berbeda. Delapan bahasa ini adalah Cina tradisional dan sederhana, Inggris, Prancis, Turki, Arab, Indonesia, dan Rusia.
Cheng lahir di Arab Saudi, tempat ia menghabiskan dua tahun pertamanya. Ketika ayahnya kembali ke Taiwan, Cheng belajar bahasa Mandarin.
“Kemudian saya pergi ke Belgia di mana saya belajar bahasa Prancis dan kemudian kembali ke Taipei. Agak sulit bagi seseorang dalam kehidupan ini untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda. Tetapi sisi baiknya adalah kita bisa belajar bahasa yang berbeda, bertemu orang yang berbeda dan beradaptasi budaya yang beragam,” ujar Cheng.
Cheng mengatakan dia menyadari pentingnya keamanan pengguna data. Setidaknya, dua aplikasi sholat Muslim yang populer, termasuk Salaat First dan Muslim Pro, telah dilaporkan dan dituduh membahayakan keamanan data pengguna.
Ia menyebut “Wahdapp” merupakan perangkat lunak dengan sumber terbuka atau open-source di GitHub. Artinya, siapa pun yang tertarik untuk mengembangkan aplikasi ini, dapat ikut berkontribusi.
Saat ini, Cheng sibuk membangun kampanye donasi finansial untuk mendukung karya inovatifnya. Meski aplikasi ini bisa digunakan secara gratis dan tanpa iklan, ia menyadari membutuhkan penyokong di belakangnya.
“Untuk itu, saya membutuhkan dukungan dan kemudian saya akan mendunia dengan publisitasnya,” kata dia.
Dikutip : https://www.republika.co.id/berita/qpei7o320/mahasiswa-taiwan-hadirkan-aplikasi-ibadah-bagi-muslim
Discussion about this post