Aceh Besar – Anggota DPR Aceh DAPIL I Sulaiman, SE menggelar silaturahmi bersama warga se- Kecamatan Kuta Malaka dan sekitarnya di area perkebunan Samahani, Gampong Lam Ara Tenoeng, Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar, Kamis 26 Agustus 2021.
Uniknya, dalam acara bertajuk Rises itu Sulaiman menjamu warga yang datang dengan menyajikan kuah beulagong (kari kambing) bukan dalam piring melainkan dalam sithuek (pelepah pinang)
Pantauan media ini, sejumlah tokoh yang hadir adalah Anggota DPR RI Rafli Kande, unsur Komite Peralihan Aceh (KPA) Aceh dan Aceh Besar unsur ulama, pemuda serta komedian lawak Aceh akrab dipanggil Pak Salam pasar pagi.
Seluruh tamu undangan yang datang terlihat lahap menikmati makanan yang disajikan. Sambil bercanda gurau mereka tak sungkan memuji ide kreatif Sulaiman ini, yang telah ditinggalkan anak muda sekarang.
Kepada awak media Sulaiman mengatakan dalam kondisi zaman modern tradisi-tradisi tempo dulu sudah banyak dilupakan dan ditinggalkan salah satunya makan dalam sithuek.
Padahal kata Ketua BKD DPR Aceh itu banyak orang tua zaman dulu yang memanfaatkan sumber alam sekitar seperti sithuek sebagai piring untuk makan karena saat itu tak banyak diperjual belikan piring seperti sekarang ini.
“Kita kembali memanfaatkan sumber daya yang ada di alam. Ini sangat-sangat bermakna,” ujar Sulaiman.
Sulaiman mengharapkan sulaturahmi seperti ini akan bermanfaat untuk proses Pembangunan Aceh dengan karena sambil santai berfikir bagaimana untuk membangun Aceh kedepan.
“Tadi disaat diskusi ada beberapa ide dan aspirasi yang masuk, sudah kita tampung secara bersama sama karna kita mempunyai peran penting untuk Pembangunan Aceh,”tegasnya.
Rencananya kata Sulaiman acara tersebut akan diadakan setiap tahun atau acara tahunan karena jika telah berkumpuldan saling bermusyawarah pasti keluar ide-ide yang bermanfaat bagi pembangunan, ketimbang berfikir sendiri.
“Ketika bermusyawarah serta bermufakat saling memberikan masukan dan kritik maka akan menambah wawasan, informasi serta daya serap masyarakat yang tidak terjangkau, sehingga bisa menjadi sebuah acuan yang baru bagi kami,” ungkapnya.
Meski dalam suasana santai, acara tersebut juga diselenggarakan dengan menerapkan Prokes secara ketat. Ditempat acara panitia juga menyediakan masker dan hansanitezer serta tempat cuci tangan.
Sekedar menjelaskan bahwa Sithuek itu merupakan pelepah pinang yang sudah kering jatuh dari pohonnya dan sering dimanfaatkan sebagai timba mengambil air dari sumur saat di persawahan bahkan di rumah.
Ada juga di pakai untuk menjemur belimbing untuk di jadikan asam sunti bahkan dijadikan sebagai Peuneurah (penjepit) Pliek U (pembusukan kelapa) untuk memerah dapat minyak kelapa.
Discussion about this post