Aceh Tenggara – Proses seleksi jabatan Sekretaris Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tenggara dinilai terjadi banyak kejanggalan mulai dari kelengkapan syarat administratif sampai syarat wawancara bahkan cacat prosedur?
Pnegasan itu disampaikan Tokoh Pemuda Aceh Tenggara yang juga Ketua Karang Taruna Eka Juanda melalui siaran pers pada media ini, Selasa 21 September 2021.
Eka Juanda mengatakan dalam soal administratif sebutnya, terdapat 2 kandidat yang tidak menyertakan syarat rekam jejak dari atasan dan atas nama Sufli Hadi diketahui juga tidak menyertakan LHKPN berdasarkan penelusuran di website e-LHKPN padahal yang bersangkutan merupakan pejabat eselon IV sebagai Kasubbag Teknis dan Hubmas sekaligus Plt. Sekretaris KIP Aceh Tenggara pada unit kerjanya saat ini.
Padahal LHKPN merupakan salah satu mekanisme dari KPK dalam upaya pencegahan korupsi dan melahirkan pejabat yg akuntabel dan berintegritas.
Menurut Eka Juanda dalam masa tahap wawancara juga diketahui terdapat peserta yang menyertakan bukti swab antigen bodong karena berdasarkan penelusuran website “pedulilindungi” tidak ditemukan nama yang bersangkutan juga diketahui bahwa surat hasil swab dikeluarkan oleh RSUD Sahuddin Kutacane padahal yang bersangkutan telah beberapa hari berada di Banda Aceh sehingga tidak mungkin swab antigen bisa dilakukan tanpa kehadiran fisik.
Dia berharap proses rekrutmen memenuhi prinsip-prinsip transparansi dan keadilan bagi setiap peserta yang mengikuti seleksi seperti semangat yang diagungkan oleh KPU selama ini dan proses rekrutmennya harus mengikuti Keppres No. 17 Tahun 2020 tentang Manajemen ASN.
“Jika seandainya KPU kemudian menetapkan orang yang diketahui bermasalah menjadi sekretaris KIP Aceh Tenggara terpilih maka sudah selayaknya dilaporkan ke MenPAN & RB, Komisi ASN, Ombudsman dan jika nanti ditemukan keterlibatan komisioner KPU maka aduan juga akan diajukan kepada DKPP,” ungkapnya.
“Kita tidak mau kejadian ini terjadi lagi seperti halnya kejadian 2 orang Komisioner KIP Aceh Tenggara yang akhirnya gugur akibat proses awalnya bermasalah,” sambung Eka Juanda
Discussion about this post