Banda Aceh – Aacara Seumeuleng Para Raja tahun ini di Aceh Jaya bakal digelar pada 23 Juli 2021 di komplek Kesultanan Negeri Daya, Makam Sultan Salatin Alaidin Riayatsyah Meureuhoem Daya, di Desa Glee Jong, Kecamatan Jaya (Lamno), Aceh Jaya.
Hal ini dikatakan oleh Yang Mulia Raja Teuku Saifullah bin Teuku Hasymi El Hakimi, keturunan ke 13 Raja Daya, saat Rapat dengar pendapat dengan panitia kegiatan tahunan di Gedung Kader, Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh, Senin 29 Juni 2021.
Raja Teuku Saifullah menjelaskan acara tahunan tersebut tetap kita laksanakan meski dalam kondisi pandemi covid 19, ini untuk mengingat tradisi Budaya Kerajaan Negeri Daya Aceh, tidak ada perubahan makna dari tradisi yang menjadi identitas wilayah mempertahankan kejayaan masa lalu tersebut.
“Ini sebagai identitas tidak ada perobahan apapun, di mana tradisi yang telah berlangsung lima abad lalu dan hari ini masih dapat dilaksanakan kita yang memegang amanah. Ini bisa menjadi modal Aceh sebagai salah satu tempat di Provinsi Aceh yang masih menjaga kelestarian budaya di Aceh Jaya,” ujarnya.
Disamping itu juga, kata yang mulia Raja Saifullah, selama pergelaran Acera tahunan tersebut bisa juga menambah ingkam untuk Masyarakat setempat dikarnakan mereka Para pedagang berjualan berbagai cendera mata dan makanan dari tahun ke tahun mereka mendulang rejeki setiap kali tradisi Seumuleung digelar.
Negeri Daya meliputi Empat segi kerajaan, Kerajaan Kerajaan itu adalah Kerajaan Lamno, Kerajaan Kuala Unga, Kerajaan Keuluang, dan Kerajaan Kuala Daya, Seluruh kerajaan tersebut disatukan oleh Sultan Alaidin Riayatsyah pada tahun 1480.
“Empat kerajaan tersebut dikumpulkan di Kerajaan Kuala Daya dan semua raja raja, Saat itulah sultan mendeklarasikan berdirinya kerajaan daya, dengan maklumat Sultan Aceh, maka dalam hal itu kita juga hari ini tidak bisa merobah pola yang sudah ada, sebutnya.
Camat Kecamatan Jaya Faizan menjelaskan, baru pertama kali kegiatan tahunan ini selama saya tugas di sini, biarpun demikian Acara tahunan ini tetap dilaksanakan.
“Kita Muspika dan Masyarakat Jaya bahu membahu untuk menyukseskan acara tahunan ini, apa lagi pihak pemerintah Aceh Jaya melalui dinas Pendidikan bidang kebudayaan sudah mendukung bahkan sudah mengalokasikan Anggaran hingga Ratusan juta,” ungkapnya.
“Kegiatan tahunan di Komplek Kesultanan Negeri Daya di makam Sultan Salatin Alaidin Riayatsyah Meureuhoem Daya ini kita do’akan berjalan dengan khidmat.
Sementara itu Kapala bidang Budaya Kabupaten Aceh Jaya Amirahim menjelaskan, Sesuai dengan yang disampaikan oleh Camat Jaya tadi Untuk pelaksanaan acara tahunan Kerajaan Yang ada di Aceh Jaya dan untuk tahun ini Dinas Pendidikan bidang Kebudayaan Telah mengalokasikan Anggaran Rp.120 000 000 lebih besar dari tahun lalu yang hanya hanya Rp.80 000 000.
Untuk acara tersebut, kami dari pihak Dinas sedang berusaha untuk mengurus masalah izin keramaian dikarenakan Sekarang Aceh sedang dilanda musibah Covid 19 yang selama ini masih dalam isu Dunia.
“Dalam hal tersebut kita akan usahakan kegiatan ini tetap terlaksana secara sederhana dan harus sesuai arahan Protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah, untuk mempertimbangkan segala sesuatu dalam hal pelaksanaan program itu kita tidak bisa memprediksi Berapa orang yang hadir pada hari pelaksanaan nanti,” ujarnya.
Dalam acara pertemuan itu turut di hadiri selain yang mulia Raja Mereuhom Daya Teuku Saifullah juga hadir yang mulia Teuku Iskandar Raja Negeri Peusangan Kesultanan Samudera Pasai sedangkan dari Muspika Kecamatan Jaya juga hadir Camat Jaya, Kapolsek Jaya, Koramil Jaya, Dianas Pendidikan Aceh Jaya bidang kebudayaan, Imam mukim dan beberapa keucik dalam kemukiman kuala daya juga beberapa ahliwaris dari data sebelum sunami tahun 89 termasuk walidina seorang ulama di Kecamatan Jaya,.
Untuk diketahui perhelatan budaya itu merupakan kegiatan tahunan masyarakat Aceh Jaya. Acara itu sudah dilaksanakan sejak tahun 1480 M sampai sekarang di kawasan Makam Poteumeureuhom.
Ritual adat tersebut terus dilestarikan oleh para keterunan raja terdahulu di kawasan Lamno. Sementara kegiatan Seumeunap dan Seumeleung merupakan satu tradisi para keturunan raja-raja sejak tahun 1480 M.
Sementara, acara seumeuleung awalnya dilaksanakan oleh Sulthan Salathin Alaidin Riayat Syah. Hingga saat ini masih terus dilestarikan oleh keterunannya yang didukung oleh pemerintah Aceh Jaya.
Perhelatan adat itu, antara berisi memberikan makanan atau “menyulang” kepada Raja Daya dan raja-raja lainnya yang diundang dalam acara tersebut, seperti Raja Nagan dan Raja Pidie. Mereka disambut dengan adat istiadat masa lampau.
Discussion about this post