Jakarta – Kegagalan dalam menjadi calon anggota legislatif (caleg) tentu bisa berdampak pada kondisi mental orang yang bersangkutan. Wajar saja biaya yang dikeluarkan untuk pencalonan tidak sedikit, masalah finansial tentu bisa membuat hidup seseorang menjadi semakin tertekan.
Dalam dunia medis, pelayanan kesehatan sejatinya dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengobatan rawat jalan dan rawat inap. Rawat Inap merupakan salah satu bentuk perawatan kesehatan rumah sakit dimana penderita tinggal atau menginap minimal satu hari.
Sedangkan rawat jalan adalah pelayanan terhadap pasien yang masuk tempat berobat untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik maupun pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal atau menginap di rumah sakit.
Pengobatan kejiwaan sejatinya bisa dilakukan dengan dua cara yaitu rawat jalan jiwa dan rawat inap jiwa.
Di 2019 lalu, BPJS pernah mengumumkan bahwa mereka akan menanggung biaya pengobatan bagi para caleg yang stres akibat gagal pemilu. Namun tentunya, caleg yang bersangkutan harus mendatangi Faskes Tingkat I terlebih dulu untuk mendapat rujukan.
Jika Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bisa dimanfaatkan untuk menjalani pengobatan terkait gangguan jiwa, apa kabarnya dengan asuransi?
Pengamat sekaligus praktisi industri asuransi jiwa, Susatyo Widodo, mengatakan bahwa, pengobatan seputar kejiwaan tampaknya tidak bisa ditanggung dengan mudah lewat asuransi kesehatan.
“Pengobatan kejiwaan (berupa konsultasi) sebenarnya ada, namun umumnya hal itu menjadi manfaat pendamping dari pertanggungan atas penyakit kritis,” ujar Susatyo pada CNBC (16/2/2024).
Susatyo menambahkan, apabila seseorang terjangkit penyakit kritis sebut saja kanker atau penyakit lainnya, umumnya akan ada pendampingan dari dokter kejiwaan atau psikolog. Biaya konsultasi itulah yang akan ditanggung.
Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, Susatyo mengatakan bahwa belakangan ini sejumlah perusahaan asuransi mulai mengkaji beberapa produk yang berkaitan untuk manfaat pengobatan kejiwaan.
“Terobosan seperti ini mulai dilakukan sejumlah perusahaan asuransi mengingat mulai ada permintaan terhadap layanan ini. Permintaan itu muncul dari masyarakat Generasi Z yang belakangan ini menilai bahwa konsultasi ke psikolog demi menjaga kesehatan mental, merupakan salah satu bagian dari gaya hidup,” lanjutnya.
Sumber : CNBCINDNESIA.COM
Discussion about this post